Versi Teks Sword Art Online Episode 9 Bagian 2
Sebelumnya : Sword Art Online Episode 9 Bagian 1
"Coba campur biji Groglan ini dengan biji Shuburu" Asuna meminta Kirito untuk mencobanya, dan lalu mengambil bahan-bahan yang dimaksud.
Kirito mencobanya, dan saat mencicipi hasil campuran itu, "Rasanya seperti Mayonaise"
"Lalu, coba campur juga Aburupame dan Luura-Fish ini"
"Ra-rasa ini, rasa yang pernah ku kenali ini ...
Ini kecap!" Ucap Kirito.
Asuna malah tertawa, "aku menggunakannya untuk membua saus sandwich tadi"
"Hebat, ini sempurna" Ucap Kirito, "Kau bisa menghasilkan banyak uang kalau menjualnya"
"Be-benar sih ..."
"Ah, tidak, kurasa jangan menjualnya" Ucap Kirito lagi.
"Eh? Ke-kenapa?"
"Akan jadi masalah jika jatahku berkurang"
"Wuu, kau ini rakus sekali ya, aku bisa membuatkannya untukmu kapanpun" Ucap Asuna.
Lalu, ketika sedang bersantai-santai itu, segerombolan pemain tiba-tiba saja masuk kesana, ke tempat mereka. Kirito sigap memasang kuda-kuda, bersiap untuk menarik pedangnya. Tapi ternyata, yang datang adalah Klein dan yang lainnya.
"Fiuh, melelahkan sekali ya" Ucap Klein, dan saat sadar akan siapa yang ada di depannya, "Oh! Kirito! Lama tak jumpa ya!"
Berkat ini 'Kencan' mereka terganggu.
"Kau masih hidup ya, Klein" Ucap Kirito setengah bertanya. Dan entah kenapa, dalam pikiran Admin pertanyaan ini seolah seperti, : "Kau masih hidup ya, Klen? Kenapa ga mati aja!? Kenapa lu ganggu gue? Kenapa!???"
Ehm
"Mulutmu itu masih saja kasar seperti biasanya ya" Ucap Klein, dan ...
"A-apaan ini!?" Klein baru sadar kalau Kirito tak sendirian, "Seorang pemain solo sepertimu mengajak seorang gadis!?"
Klein memperhatikan wajah Asuna dengan lebih seksama, dan begitu juga dengan Asuna. Kemudian, mereka merasa kalau mereka pernah bertemu sebelumnya. Lalu, Kiritopun menjelaskan, "Mungkin kalian pernah bertemu sebelumnya dalam pertarungan melawan bos, tapi, biar aku perkenalkan lagi"
"Dia adalah Klein, dari Guild Fuurinkazan" jelas Kirito, "Dan ini adalah Asuna, dari Knight of the Blood"
Klein masih terdiam, masih mlihat dengan ekspresi kaget ke arah Asuna.
"Hei, katakanlah sesuatu" Kirito mengusap-usapkan telapak tangannya di depan wajah Klein.
"Hei, hei, kau tidak sedang mengalami bugged kan?"
"Se-selamat siang!!! Namaku Klein, bujangan 24 tahun" Klein hanya gugup, dan mendadak dirinya menunduk sambil memperkenalkan diri.
Buakkk!!!!
Tiba-tiba Kirito memukul perut Klein, sama seperti dulu saat Klein bertanya mengenai adik perempuan Kirito.
"Pemimpin!!!" Teriak anggotanya.
"Eh?" Kirito kaget, karena entah kenapa hal ini malah menjadi serius, anggota Klein marah dan langsung mengerumuni Kirito.
Tapi ternyata, mereka bukan mau berurusan dengan Kirito, sebenarnya mereka melihat ke arah Asuna, "Dia adalah Asuna-san!!"
Orang-orang itu ingin mengerumuni Asuna, tapi Kirito menahannya seperti seorang penjaga hendak melindungi artis dari desakan fansnya.
"Yah, sebenarnya mereka bukan orang jahat" Ucap Kirito, "Meskipun pemimpinnya mirip orang jahat sih"
Deg!!!
Klein menginjak kaki Kirito.
"Kau!"
"Hehe, ini balasan dariku!"
Asuna bengong.
"Memangnya kenapa dengan wajahku hah?" Klein tak terima dikatakan mirip penjahat.
"Hihi" Setelahnya Asuna tertawa kecil, melihat kelucuan mereka.
"Hei Kirito" Klein berbisik, "Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Ah, mengenai itu ..."
"Selamat siang" Sapa Asuna, "Aku membuat sebuah parti dengannya"
"Ehh???" Orang-orang semakin kaget.
"Kirito, kau!!?"
"Tu-tunggu sebentar!"
"Kirito-kun!" Percakapan mereka terpotong, saat lagi-lagi segerombolan orang muncul. Dan kali ini, yang datang adalah ...
"Tentara kebebasan?"
"Kenapa guild besar seperti mereka bisa berada disini?"
"Setelah menderita kekalahan hebat di lantai 25, mereka berubah menjadi guild yang jarang melakukan pertarungan, tapi ..."
"Bubar!" Ucap pemimpin mereka ke para anak buahnya yang sudah tampak sangat kelelahan.
Kemudian, sang pemimpin mendekat ke Kirito dan yang lainnya, tampak hendak menyampaikan sesuatu.
"Aku adalah kolonel Cobert dari Tentara Kebebasan Aincrad" Pertama-tama dia memperkenalkan diri.
"Aku Kirito, pemain solo"
"Apa kau sedang memetakan lokasi?" tanya sang kolonel.
"Yah, kami telah memetakan lokasi sampai ke tempat Bos lantai"
"Kalau begitu, aku ingin kau membagi data petamu pada kami"
"Ehh??? Kau mau memintanya cuma-cuma!?" Klein kaget, "APa kau tak tahu betapa sulitnya memetakan lokasi di daerah berbahaya hah!?"
"Kami melakukan pertarungan untuk memberikan informasi ke seluruh pemain, dan bertarung untuk kebebasan pemain seperti kalian, agar terbebas dari game kematian ini!! Jadi, sudah sewajibnya kalian bekerja sama dengan kami!!" Ucap kolonel.
"Kau ini ..."
"Kau ..." Asuna dan Klein semakin kesal, menggunakan alasan seperti itu untuk meminta jerih payah seseorang.
"Hentikan" Tahan Kirito, "Aku memang berencana membagikan datanya setelah aku kembali ke kota, itu tak masalah" Ucapnya.
"Hei hei, kau terlalu baik padanya, Kirito"
"Aku sama sekali tak berniat untuk mencari keuntungan dari data petaku" Kirito membuka menunya, dan lalu secara cuma-cuma membagikan data petanya.
"Terimakasih atas kerja samanya" Ucap kolonel dan pergi.
"Jika kau berencana untuk menyerang bos itu, sebaiknya hentikan" Larang Kirito.
"Mengenai itu, akulah yang akan memutuskan"
"Kami telah masuk ke ruangan itu dan ia tak akan bisa kalian hadapi dengan kekuatan kalian saat ini!! Apalagi, rekan-rekanmu sedang kelelahan!!" Kirito tak mau mereka sampai mati.
"Bawahanku bukanlah orang yang lemah, apalagi hanya karena kelelahan seperti ini!!" Kolonel tersinggung, "Kalian semua, segera berdiri!!" Perintahnya ke pasukan.
"Haah ..." Sambil terengah-engah, pasukan itu memaksakan diri untuk berdiri dan kembali berjalan, pergi.
"Apa mereka akan baik-baik saja ya?"
"Aku tak yakin mereka akan memasuki ruangan bos begitu saja" Ucap Asuna.
"Apa kita perlu mengikuti mereka dari belakang?" Saran Kirito.
"Hah" Sekilas yang lainnya malah tersenyum, melihat kebaikan hati Kirito.
"Mungkin kalian menganggapku terlalu baik" Kirito pergi, menyusul mereka. Kemudian, yang lainnyapun mengikuti.
"Aah" Klein mencegat Asuna sebentar, "Asuna-san, itu, emm, ya, mungkin dia tak pandai berbicara dan dia adalah seorang maniak game, tapi, aku mohon jagalah dia" Ucap Klein.
"Yap, serahkan dia padaku"
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 9 Bagian 3
"Coba campur biji Groglan ini dengan biji Shuburu" Asuna meminta Kirito untuk mencobanya, dan lalu mengambil bahan-bahan yang dimaksud.
Kirito mencobanya, dan saat mencicipi hasil campuran itu, "Rasanya seperti Mayonaise"
"Lalu, coba campur juga Aburupame dan Luura-Fish ini"
"Ra-rasa ini, rasa yang pernah ku kenali ini ...
Ini kecap!" Ucap Kirito.
Asuna malah tertawa, "aku menggunakannya untuk membua saus sandwich tadi"
"Hebat, ini sempurna" Ucap Kirito, "Kau bisa menghasilkan banyak uang kalau menjualnya"
"Be-benar sih ..."
"Ah, tidak, kurasa jangan menjualnya" Ucap Kirito lagi.
"Eh? Ke-kenapa?"
"Akan jadi masalah jika jatahku berkurang"
"Wuu, kau ini rakus sekali ya, aku bisa membuatkannya untukmu kapanpun" Ucap Asuna.
Lalu, ketika sedang bersantai-santai itu, segerombolan pemain tiba-tiba saja masuk kesana, ke tempat mereka. Kirito sigap memasang kuda-kuda, bersiap untuk menarik pedangnya. Tapi ternyata, yang datang adalah Klein dan yang lainnya.
"Fiuh, melelahkan sekali ya" Ucap Klein, dan saat sadar akan siapa yang ada di depannya, "Oh! Kirito! Lama tak jumpa ya!"
Berkat ini 'Kencan' mereka terganggu.
"Kau masih hidup ya, Klein" Ucap Kirito setengah bertanya. Dan entah kenapa, dalam pikiran Admin pertanyaan ini seolah seperti, : "Kau masih hidup ya, Klen? Kenapa ga mati aja!? Kenapa lu ganggu gue? Kenapa!???"
Ehm
"Mulutmu itu masih saja kasar seperti biasanya ya" Ucap Klein, dan ...
"A-apaan ini!?" Klein baru sadar kalau Kirito tak sendirian, "Seorang pemain solo sepertimu mengajak seorang gadis!?"
Klein memperhatikan wajah Asuna dengan lebih seksama, dan begitu juga dengan Asuna. Kemudian, mereka merasa kalau mereka pernah bertemu sebelumnya. Lalu, Kiritopun menjelaskan, "Mungkin kalian pernah bertemu sebelumnya dalam pertarungan melawan bos, tapi, biar aku perkenalkan lagi"
"Dia adalah Klein, dari Guild Fuurinkazan" jelas Kirito, "Dan ini adalah Asuna, dari Knight of the Blood"
Klein masih terdiam, masih mlihat dengan ekspresi kaget ke arah Asuna.
"Hei, katakanlah sesuatu" Kirito mengusap-usapkan telapak tangannya di depan wajah Klein.
"Hei, hei, kau tidak sedang mengalami bugged kan?"
"Se-selamat siang!!! Namaku Klein, bujangan 24 tahun" Klein hanya gugup, dan mendadak dirinya menunduk sambil memperkenalkan diri.
Buakkk!!!!
Tiba-tiba Kirito memukul perut Klein, sama seperti dulu saat Klein bertanya mengenai adik perempuan Kirito.
"Pemimpin!!!" Teriak anggotanya.
"Eh?" Kirito kaget, karena entah kenapa hal ini malah menjadi serius, anggota Klein marah dan langsung mengerumuni Kirito.
Tapi ternyata, mereka bukan mau berurusan dengan Kirito, sebenarnya mereka melihat ke arah Asuna, "Dia adalah Asuna-san!!"
Orang-orang itu ingin mengerumuni Asuna, tapi Kirito menahannya seperti seorang penjaga hendak melindungi artis dari desakan fansnya.
"Yah, sebenarnya mereka bukan orang jahat" Ucap Kirito, "Meskipun pemimpinnya mirip orang jahat sih"
Deg!!!
Klein menginjak kaki Kirito.
"Kau!"
"Hehe, ini balasan dariku!"
Asuna bengong.
"Memangnya kenapa dengan wajahku hah?" Klein tak terima dikatakan mirip penjahat.
"Hihi" Setelahnya Asuna tertawa kecil, melihat kelucuan mereka.
"Hei Kirito" Klein berbisik, "Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Ah, mengenai itu ..."
"Selamat siang" Sapa Asuna, "Aku membuat sebuah parti dengannya"
"Ehh???" Orang-orang semakin kaget.
"Kirito, kau!!?"
"Tu-tunggu sebentar!"
"Kirito-kun!" Percakapan mereka terpotong, saat lagi-lagi segerombolan orang muncul. Dan kali ini, yang datang adalah ...
"Tentara kebebasan?"
"Kenapa guild besar seperti mereka bisa berada disini?"
"Setelah menderita kekalahan hebat di lantai 25, mereka berubah menjadi guild yang jarang melakukan pertarungan, tapi ..."
"Bubar!" Ucap pemimpin mereka ke para anak buahnya yang sudah tampak sangat kelelahan.
Kemudian, sang pemimpin mendekat ke Kirito dan yang lainnya, tampak hendak menyampaikan sesuatu.
"Aku adalah kolonel Cobert dari Tentara Kebebasan Aincrad" Pertama-tama dia memperkenalkan diri.
"Aku Kirito, pemain solo"
"Apa kau sedang memetakan lokasi?" tanya sang kolonel.
"Yah, kami telah memetakan lokasi sampai ke tempat Bos lantai"
"Kalau begitu, aku ingin kau membagi data petamu pada kami"
"Ehh??? Kau mau memintanya cuma-cuma!?" Klein kaget, "APa kau tak tahu betapa sulitnya memetakan lokasi di daerah berbahaya hah!?"
"Kami melakukan pertarungan untuk memberikan informasi ke seluruh pemain, dan bertarung untuk kebebasan pemain seperti kalian, agar terbebas dari game kematian ini!! Jadi, sudah sewajibnya kalian bekerja sama dengan kami!!" Ucap kolonel.
"Kau ini ..."
"Kau ..." Asuna dan Klein semakin kesal, menggunakan alasan seperti itu untuk meminta jerih payah seseorang.
"Hentikan" Tahan Kirito, "Aku memang berencana membagikan datanya setelah aku kembali ke kota, itu tak masalah" Ucapnya.
"Hei hei, kau terlalu baik padanya, Kirito"
"Aku sama sekali tak berniat untuk mencari keuntungan dari data petaku" Kirito membuka menunya, dan lalu secara cuma-cuma membagikan data petanya.
"Terimakasih atas kerja samanya" Ucap kolonel dan pergi.
"Jika kau berencana untuk menyerang bos itu, sebaiknya hentikan" Larang Kirito.
"Mengenai itu, akulah yang akan memutuskan"
"Kami telah masuk ke ruangan itu dan ia tak akan bisa kalian hadapi dengan kekuatan kalian saat ini!! Apalagi, rekan-rekanmu sedang kelelahan!!" Kirito tak mau mereka sampai mati.
"Bawahanku bukanlah orang yang lemah, apalagi hanya karena kelelahan seperti ini!!" Kolonel tersinggung, "Kalian semua, segera berdiri!!" Perintahnya ke pasukan.
"Haah ..." Sambil terengah-engah, pasukan itu memaksakan diri untuk berdiri dan kembali berjalan, pergi.
"Apa mereka akan baik-baik saja ya?"
"Aku tak yakin mereka akan memasuki ruangan bos begitu saja" Ucap Asuna.
"Apa kita perlu mengikuti mereka dari belakang?" Saran Kirito.
"Hah" Sekilas yang lainnya malah tersenyum, melihat kebaikan hati Kirito.
"Mungkin kalian menganggapku terlalu baik" Kirito pergi, menyusul mereka. Kemudian, yang lainnyapun mengikuti.
"Aah" Klein mencegat Asuna sebentar, "Asuna-san, itu, emm, ya, mungkin dia tak pandai berbicara dan dia adalah seorang maniak game, tapi, aku mohon jagalah dia" Ucap Klein.
"Yap, serahkan dia padaku"
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 9 Bagian 3
Sumber : http://www.beelzeta.com
