Versi Teks Sword Art Online Episode 10 Bagian 3
Sebelumnya : Sword Art Online Episode 10 Bagian 2
Deg ...
Tiba-tiba Kirito tak mampu bergerak.
"Racun pelumpuh?" Pikirnya.
Ternyata Kuradeel belum benar-benar insyaf dan masih saja seperti itu. Dan naasnya, Godfrey juga meminum racun itu dan kini tak mampu bergerak.
"Hahaha!!!" Kuradeel tertawa puas bagaikan orang gila.
"A-apa maksud semua ini?" Godfrey benar-benar tak mengerti.
"Air yang ku bawa, bukannya kau yang memberikannya, Kuradeel!?"
Godfrey berusaha sekuat tenaga untuk mengambil kristal penawar. Akan tetapi, Kuradeel langsung mendekat dan menendangnya.
"Godfrey-san, kau itu benar-benar bodoh ya ...
Otakmu itu memang hanya dipenuhi oleh otot" Kuradel mengambil pedang dan langsung menebas tubuh Godfrey.
"He-Hentikan!!" Godfrey tak mampu melawan.
"Dengar ...
Kelompok kita ...
Batsss!
Lagi-lagi Kuradeel menebas punggung Godfrey.
"Kelompok kita sebenarnya telah diserang oleh sekelompok pemain pembunub di padang gurun"
Batsss!!!
Sambil menjelaskan Kuradeel terus menebas.
"Kami bertarung dengan sengit, namun beberapa dari kami meninggal"
Batsss!!!
"Hanya aku yang kembali hidup-hidup, dan berhasil mengusir para pemain pembunuh itu!"
Batsss!!!
Kirito yang juga lumpuh juga tak bisa berbuat apa-apa, hanya diam sambil menyaksikan temannya disika, terus ditebas hingga kini HPnya mencapai zona merah, dan Kuradeel terus menebas.
Sampai akhirnya, Godfrey benar-benar mati dan menghilang.
Kuradeel memasang senyum kepuasan, dan kini mendekat ke Kirito.
"Karena bocah sepertimu, aku baru saja membunuh orang tak bersalah"
"Kau melakukannya tanpa terlihat menyesal sedikitpun, kenapa orang sepertimu bisa bergabung dengan Knight of the Blood? Kau bahkan lebih buruk dari kelompok Guild kriminal"
"Sungguh pujian yang bagus, kau memiliki mata yang bagus kan?" Ucap Kuradeel dan lalu membuka sarung yang semula menutupi tangannya. Dan disana, tampak tattoo logo guild pembunuh.
"Itu ... lambang guild pembunuh, Laughing Coffin"
"Dari sanalah aku mempelajari teknik pelumpuh" jelas Kuradeel.
"Ah, gawat, aku tak boleh banyak bicara atau efek racunnya akan habis, saatnya menyelesaikan semua ini"
Batsss!!!
Kuradeel memulai dengan menusuk pergelangan tangan Kirito.
"Arkhhh!!!" Kirito menjerit kesakita, meski kalau tidak salah di dunia ini tak ada rasa sakit.
"Racunnya masih bekerja?" Kirito panik, ia masih belum bisa bergerak sementara HPnya terus menurun akibat Kuradeel.
Batts!!!!
Tusukan selanjutnya mengarah pada paha.
"Arkhh!!"
"Bagaimana rasanya, bagaimana rasanya menghadapi kematian? Katakan padaku!!"
HP Kirito terus berkurang.
"Akankah aku ...
Akankah aku mati di tempat seperti ini?" Bayangan kematian Sachi kembali terlintas di benak Kirito.
"Oi! Cepat ucapkan kata-kata terakhirmu, sebentar lagi kau akan mati!"
Batsss!!!!
Kuradeel menusuk perut Kirito, dan kali ini HP Kirito berkurang sampai ke Zona merah.
Kirito menutup mata, seolah telah pasrah untuk menyusul Sachi. Akan tetapi, tiba-tiba terlintas bayangan Asuna, bayangan yang menginginkannya terus hidup, sosok yang tak mau dirinya mati.
Greb!
Meski dengan susah paha, Kirito mencengkram pedang yang menusuknya.
"Ada apa hah? Kau takut mati, bukan?"
"Tentu saja, aku tak boleh mati" Ucap Kirito.
"Hahaha!" Kuradeel tertawa, "Benarkah begitu? Kau akan tetap mati!!!" Kuradeel menusuknya semakin kuat.
HP Kirito terus berkurang, mungkin hanya tersisa kurang dari sepersekian persen.
Batsss!!!!
Cahaya Hijau mementalkan tubuh Kuradeel.
"Aku belum terlambat kan?" Buru-buru sosok penyelamat itu memberi kristal obat pada Kirito, membuat HP nya kembali ke kondisi penuh.
"Aku belum terlambat ...
Ya Tuhan ... Aku belum terlambat" Asun aterlihat begitu ketakutan, perasaan bercampur antara takut, khawatir, dan senang.
"Aku terus melihatmu di peta ...
Lalu tiba-tiba tanda Godfrey menghilang ...
Jadi kukira pasti terjadi sesuatu ...
Tapi kau masih hidup ...
Kau masih hidup kan, Kirito-kun?"
"Ya, aku masih hidup"
"Kh!!" Kuradeel yang sempat terjatuh kini kembali berdiri.
"Tunggulah disini" Ucap Asuna ke Kirito, "Ini akan segera berakhir" Ia menarik pedangnya dan berjalan menuju Kuradeel.
"A-Asuna-sama, ini hanyalah latihan" Ucap Kuradeel dengan wajah panik.
"Y-Ya, Kami sedang berlatih"
Batsss!!!
Asuna tak peduli dan langsung menebas kepala Kuradeel.
"Sial!!" Kuradeel masih hidup dan balas menyerang. Akan tetapi, dibanding Asuna Kuradeel masih sangat jauh. dengan mudah, tebasan demi tebasan hijau dari pedang Asuna mendarat di tubuh Kuradeel.
"Aku mengerti, aku mengerti!!!" Kuradeel menyerah dan bersujud.
"Aku ... Aku akan meninggalkan guild Jadi tolong ..."
Asuna bersiap untuk mengakhirnya.
"Aku tak ingin mati!!" Teriak Kuradeel, dan tiba-tiba Asuna menghentikan pedangnya.
Akan tetapi, Kuradeel kembali memasang senyum liciknya ...
Kuradeel segera memanfaatkan lengahnya Asuna ini, dengan cepat ia mengambil kembali pedangnya yang tergeletak dan menebas pedang yang dibawa oleh Asuna hingga terpental.
"Kau terlalu naif, Wakil Komandan!!!" Kuradeel menebas Asuna. Akan tetapi, sebelum itu benar-benar terjadi, Kirito yang telah pulih menahannya dengan tangan.
Tangan kiri Kirito putus. Kuradeel kaget dan kemudian dengan cepat Kirito menusuk Kuradeel dengan tangan kanannya, dan dengan ini mengakhiri hidupnya.
"Dasar ... Pembunuh" Ucap Kuradeel untuk terakhir kalinya sebelum ia menghilang.
Kirito diam, tertunduk di tanah kering itu.
"Maafkan aku" Ucap Asuna yang perlahan mendekat ke arahnya.
"Ini adalah ... Ini adalah salahku kan?" Asuna menangis.
"Asuna?" Kirito menoleh ke belakang.
"Maafkan aku ...
Aku ... Seharusnya aku ..."
"Seharusnya aku ... menjauh dari Kirito-kun ... mulai dari sekarang"
Kirito memotong kata-kata Asuna dengan ciuman.
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 10 Bagian 4
Deg ...
Tiba-tiba Kirito tak mampu bergerak.
"Racun pelumpuh?" Pikirnya.
Ternyata Kuradeel belum benar-benar insyaf dan masih saja seperti itu. Dan naasnya, Godfrey juga meminum racun itu dan kini tak mampu bergerak.
"Hahaha!!!" Kuradeel tertawa puas bagaikan orang gila.
"A-apa maksud semua ini?" Godfrey benar-benar tak mengerti.
"Air yang ku bawa, bukannya kau yang memberikannya, Kuradeel!?"
Godfrey berusaha sekuat tenaga untuk mengambil kristal penawar. Akan tetapi, Kuradeel langsung mendekat dan menendangnya.
"Godfrey-san, kau itu benar-benar bodoh ya ...
Otakmu itu memang hanya dipenuhi oleh otot" Kuradel mengambil pedang dan langsung menebas tubuh Godfrey.
"He-Hentikan!!" Godfrey tak mampu melawan.
"Dengar ...
Kelompok kita ...
Batsss!
Lagi-lagi Kuradeel menebas punggung Godfrey.
"Kelompok kita sebenarnya telah diserang oleh sekelompok pemain pembunub di padang gurun"
Batsss!!!
Sambil menjelaskan Kuradeel terus menebas.
"Kami bertarung dengan sengit, namun beberapa dari kami meninggal"
Batsss!!!
"Hanya aku yang kembali hidup-hidup, dan berhasil mengusir para pemain pembunuh itu!"
Batsss!!!
Kirito yang juga lumpuh juga tak bisa berbuat apa-apa, hanya diam sambil menyaksikan temannya disika, terus ditebas hingga kini HPnya mencapai zona merah, dan Kuradeel terus menebas.
Sampai akhirnya, Godfrey benar-benar mati dan menghilang.
Kuradeel memasang senyum kepuasan, dan kini mendekat ke Kirito.
"Karena bocah sepertimu, aku baru saja membunuh orang tak bersalah"
"Kau melakukannya tanpa terlihat menyesal sedikitpun, kenapa orang sepertimu bisa bergabung dengan Knight of the Blood? Kau bahkan lebih buruk dari kelompok Guild kriminal"
"Sungguh pujian yang bagus, kau memiliki mata yang bagus kan?" Ucap Kuradeel dan lalu membuka sarung yang semula menutupi tangannya. Dan disana, tampak tattoo logo guild pembunuh.
"Itu ... lambang guild pembunuh, Laughing Coffin"
"Dari sanalah aku mempelajari teknik pelumpuh" jelas Kuradeel.
"Ah, gawat, aku tak boleh banyak bicara atau efek racunnya akan habis, saatnya menyelesaikan semua ini"
Batsss!!!
Kuradeel memulai dengan menusuk pergelangan tangan Kirito.
"Arkhhh!!!" Kirito menjerit kesakita, meski kalau tidak salah di dunia ini tak ada rasa sakit.
"Racunnya masih bekerja?" Kirito panik, ia masih belum bisa bergerak sementara HPnya terus menurun akibat Kuradeel.
Batts!!!!
Tusukan selanjutnya mengarah pada paha.
"Arkhh!!"
"Bagaimana rasanya, bagaimana rasanya menghadapi kematian? Katakan padaku!!"
HP Kirito terus berkurang.
"Akankah aku ...
Akankah aku mati di tempat seperti ini?" Bayangan kematian Sachi kembali terlintas di benak Kirito.
"Oi! Cepat ucapkan kata-kata terakhirmu, sebentar lagi kau akan mati!"
Batsss!!!!
Kuradeel menusuk perut Kirito, dan kali ini HP Kirito berkurang sampai ke Zona merah.
Kirito menutup mata, seolah telah pasrah untuk menyusul Sachi. Akan tetapi, tiba-tiba terlintas bayangan Asuna, bayangan yang menginginkannya terus hidup, sosok yang tak mau dirinya mati.
Greb!
Meski dengan susah paha, Kirito mencengkram pedang yang menusuknya.
"Ada apa hah? Kau takut mati, bukan?"
"Tentu saja, aku tak boleh mati" Ucap Kirito.
"Hahaha!" Kuradeel tertawa, "Benarkah begitu? Kau akan tetap mati!!!" Kuradeel menusuknya semakin kuat.
HP Kirito terus berkurang, mungkin hanya tersisa kurang dari sepersekian persen.
Batsss!!!!
Cahaya Hijau mementalkan tubuh Kuradeel.
"Aku belum terlambat kan?" Buru-buru sosok penyelamat itu memberi kristal obat pada Kirito, membuat HP nya kembali ke kondisi penuh.
"Aku belum terlambat ...
Ya Tuhan ... Aku belum terlambat" Asun aterlihat begitu ketakutan, perasaan bercampur antara takut, khawatir, dan senang.
"Aku terus melihatmu di peta ...
Lalu tiba-tiba tanda Godfrey menghilang ...
Jadi kukira pasti terjadi sesuatu ...
Tapi kau masih hidup ...
Kau masih hidup kan, Kirito-kun?"
"Ya, aku masih hidup"
"Kh!!" Kuradeel yang sempat terjatuh kini kembali berdiri.
"Tunggulah disini" Ucap Asuna ke Kirito, "Ini akan segera berakhir" Ia menarik pedangnya dan berjalan menuju Kuradeel.
"A-Asuna-sama, ini hanyalah latihan" Ucap Kuradeel dengan wajah panik.
"Y-Ya, Kami sedang berlatih"
Batsss!!!
Asuna tak peduli dan langsung menebas kepala Kuradeel.
"Sial!!" Kuradeel masih hidup dan balas menyerang. Akan tetapi, dibanding Asuna Kuradeel masih sangat jauh. dengan mudah, tebasan demi tebasan hijau dari pedang Asuna mendarat di tubuh Kuradeel.
"Aku mengerti, aku mengerti!!!" Kuradeel menyerah dan bersujud.
"Aku ... Aku akan meninggalkan guild Jadi tolong ..."
Asuna bersiap untuk mengakhirnya.
"Aku tak ingin mati!!" Teriak Kuradeel, dan tiba-tiba Asuna menghentikan pedangnya.
Akan tetapi, Kuradeel kembali memasang senyum liciknya ...
Kuradeel segera memanfaatkan lengahnya Asuna ini, dengan cepat ia mengambil kembali pedangnya yang tergeletak dan menebas pedang yang dibawa oleh Asuna hingga terpental.
"Kau terlalu naif, Wakil Komandan!!!" Kuradeel menebas Asuna. Akan tetapi, sebelum itu benar-benar terjadi, Kirito yang telah pulih menahannya dengan tangan.
Tangan kiri Kirito putus. Kuradeel kaget dan kemudian dengan cepat Kirito menusuk Kuradeel dengan tangan kanannya, dan dengan ini mengakhiri hidupnya.
"Dasar ... Pembunuh" Ucap Kuradeel untuk terakhir kalinya sebelum ia menghilang.
Kirito diam, tertunduk di tanah kering itu.
"Maafkan aku" Ucap Asuna yang perlahan mendekat ke arahnya.
"Ini adalah ... Ini adalah salahku kan?" Asuna menangis.
"Asuna?" Kirito menoleh ke belakang.
"Maafkan aku ...
Aku ... Seharusnya aku ..."
"Seharusnya aku ... menjauh dari Kirito-kun ... mulai dari sekarang"
Kirito memotong kata-kata Asuna dengan ciuman.
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 10 Bagian 4
Sumber : http://www.beelzeta.com/2
