Versi Teks Sword Art Online Episode 9 Bagian 1
Sebelumnya : Sword Art Online Episode 8
Kirito dan Asuna telah berdiri di depan gerbang Boss Lantai 74. Lalu sambil menyiapkan sebuah kristal teleportasi di tangan, bersamaan mereka berdua membuka gerbang itu.
Gerbang terbuka. Dan sambil sedikit mengendap-endap, Kirito dan Asuna melangkahkan kaki ke dalam. Gelap, ruangan itu begitu gelap, tanpa sedikitpun sumber cahaya, tak ada apa-apa, membuat Kirito semakin berani untuk melangkah semakin dalam.
"Tunggu" Asuna khawatir.
"Kita tak perlu takut selama tidak pergi terlalu jauh" Ucap Kirito, "Di samping itu, jika kita memang berencana mengalahkan bos lantai itu, kita harus menyelidikinya terlebih dahulu"
"Benar sih, tapi ..."
Kata-kata Asuna terpotong, suatu api berwarna biru tiba-tiba muncul di sisi ruangan sebagai sumber pencahayaan. Tempat yang mulanya gelap itu kemudian menjadi terang, dan yang mulanya tak dapat terlihat apa-apa, kini menjadi jelas. Di depan Kirito dan Asuna, sesosok monster biru bertanduk domba tengah menunggu.
The Gleam Eyes, itulah nama bos di lantai ini, sesosok monster gagah mengerikan bersenjatakan pedang. Asuna mendekat ke Kirito, penuh dengan perasaan takut, namun juga tampak kagum ketika melihatnya.
Kemudian tanpa basa basi, monster itu menyiapkan pedangnya, dan lalu mengayunkannya ke mereka. Tatapan kaget mereka berdua mendadak buyar, dan lalu dengan cepat Kirito dan Asuna berlari keluar.
Kirito dan Asuna berhasil keluar dengan selamat. Dan kini, setelah berlari secepat mungkin, mereka kelelahan dan mencoba untuk mengambil nafas.
"Mereka selalu saja menakutkan" Ucap Asuna sambil duduk, terengah-engah.
"Kau benar" Ucap Kirito, yang juga dalam posisi yang sama.
"Kelihatannya dia hanya memiliki sebuah pedang besar, tapi pasti dia juga memiliki suatu serangan khusus" Ucap Kirito.
"Tak ada pilihan lain selain menempatkan pemain terbaik di garis depan dan melakukan switching"
"Ya, tapi setidaknya kita butuh dua puluh pemain yang dilengkapi dengan perisai"
"Perisai ya ..." Asuna memikirkan sesuatu.
"Ada apa?"
"Kau menyembunyikan sesuatu kan?" Tiba-tiba saja Asuna menanyakan hal seperti itu.
"Eh?? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tentu saja Kirito kaget.
"Aneh saja, biasanya orang yang menggunakan pedang tunggal menggunakan perisai kan? Tapi, aku tak pernah melihatmu menggunakan perisai. Kalau aku, aku memang tidak menggunakannya untuk memaksimalkan kecepatan Rapier milikku"
"Dan juga, kelihatannya kau belum pernah menggunakan pedang dari Lis sama sekali, mencurigakan" Ucap Asuna.
Kirito diam, tak mampu atau mungkin tak mau menjawab, memalingkan wajah. Namun kemudian, dengan santainya Asuna berkata, "Yah, tapi tak apa lah"
"Eh?"
"Menyelidiki skill seseorang itu tidak sopan kan" Ucap Asuna.
"Fiuh ..."
"Baiklah, sekarang kita akan makan siang, walaupun sedikit terlambat sih" Asuna membuka menu, dan lalu dari sana memunculkan suatu makanan, begitu praktis.
"Eh? Buatanmu sendiri?"
"Ya, kau harus melepas sarung tanganmu dulu sebelum makan"
"Ya!" Kirito tampak begitu antusias, kemudian memakannya dengan penuh semangat, "Enak!!"
"Tapi, bagaimana bisa kau membuat rasa seperti ini?" Kirito benar-benar tak mengerti.
"Itu adalah hasil latihanku selama satu tahun" Asuna membuka menu, dan kemudian memperlihatkan puluhan bumbu-bumbu berbentuk data di udara, "Terdapat ratusan bumbu di Aincrad, dan aku meramu bumbu-bumbu yang sudah ada itu menjadi semua ini"
"Coba campur biji Groglan ini dengan biji Shuburu" Asuna meminta Kirito untuk mencobanya, dan lalu mengambil bahan-bahan yang dimaksud.
Kirito mencobanya, dan saat mencicipi hasil campuran itu, "Rasanya seperti Mayonaise"
"Lalu, coba campur juga Aburupame dan Luura-Fish ini"
"Ra-rasa ini, rasa yang pernah ku kenali ini ...
Ini kecap!" Ucap Kirito.
Asuna malah tertawa, "aku menggunakannya untuk membua saus sandwich tadi"
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 9 Bagian 2
Kirito dan Asuna telah berdiri di depan gerbang Boss Lantai 74. Lalu sambil menyiapkan sebuah kristal teleportasi di tangan, bersamaan mereka berdua membuka gerbang itu.
Gerbang terbuka. Dan sambil sedikit mengendap-endap, Kirito dan Asuna melangkahkan kaki ke dalam. Gelap, ruangan itu begitu gelap, tanpa sedikitpun sumber cahaya, tak ada apa-apa, membuat Kirito semakin berani untuk melangkah semakin dalam.
"Tunggu" Asuna khawatir.
"Kita tak perlu takut selama tidak pergi terlalu jauh" Ucap Kirito, "Di samping itu, jika kita memang berencana mengalahkan bos lantai itu, kita harus menyelidikinya terlebih dahulu"
"Benar sih, tapi ..."
Kata-kata Asuna terpotong, suatu api berwarna biru tiba-tiba muncul di sisi ruangan sebagai sumber pencahayaan. Tempat yang mulanya gelap itu kemudian menjadi terang, dan yang mulanya tak dapat terlihat apa-apa, kini menjadi jelas. Di depan Kirito dan Asuna, sesosok monster biru bertanduk domba tengah menunggu.
The Gleam Eyes, itulah nama bos di lantai ini, sesosok monster gagah mengerikan bersenjatakan pedang. Asuna mendekat ke Kirito, penuh dengan perasaan takut, namun juga tampak kagum ketika melihatnya.
Kemudian tanpa basa basi, monster itu menyiapkan pedangnya, dan lalu mengayunkannya ke mereka. Tatapan kaget mereka berdua mendadak buyar, dan lalu dengan cepat Kirito dan Asuna berlari keluar.
Kirito dan Asuna berhasil keluar dengan selamat. Dan kini, setelah berlari secepat mungkin, mereka kelelahan dan mencoba untuk mengambil nafas.
"Mereka selalu saja menakutkan" Ucap Asuna sambil duduk, terengah-engah.
"Kau benar" Ucap Kirito, yang juga dalam posisi yang sama.
"Kelihatannya dia hanya memiliki sebuah pedang besar, tapi pasti dia juga memiliki suatu serangan khusus" Ucap Kirito.
"Tak ada pilihan lain selain menempatkan pemain terbaik di garis depan dan melakukan switching"
"Ya, tapi setidaknya kita butuh dua puluh pemain yang dilengkapi dengan perisai"
"Perisai ya ..." Asuna memikirkan sesuatu.
"Ada apa?"
"Kau menyembunyikan sesuatu kan?" Tiba-tiba saja Asuna menanyakan hal seperti itu.
"Eh?? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tentu saja Kirito kaget.
"Aneh saja, biasanya orang yang menggunakan pedang tunggal menggunakan perisai kan? Tapi, aku tak pernah melihatmu menggunakan perisai. Kalau aku, aku memang tidak menggunakannya untuk memaksimalkan kecepatan Rapier milikku"
"Dan juga, kelihatannya kau belum pernah menggunakan pedang dari Lis sama sekali, mencurigakan" Ucap Asuna.
Kirito diam, tak mampu atau mungkin tak mau menjawab, memalingkan wajah. Namun kemudian, dengan santainya Asuna berkata, "Yah, tapi tak apa lah"
"Eh?"
"Menyelidiki skill seseorang itu tidak sopan kan" Ucap Asuna.
"Fiuh ..."
"Baiklah, sekarang kita akan makan siang, walaupun sedikit terlambat sih" Asuna membuka menu, dan lalu dari sana memunculkan suatu makanan, begitu praktis.
"Eh? Buatanmu sendiri?"
"Ya, kau harus melepas sarung tanganmu dulu sebelum makan"
"Ya!" Kirito tampak begitu antusias, kemudian memakannya dengan penuh semangat, "Enak!!"
"Tapi, bagaimana bisa kau membuat rasa seperti ini?" Kirito benar-benar tak mengerti.
"Itu adalah hasil latihanku selama satu tahun" Asuna membuka menu, dan kemudian memperlihatkan puluhan bumbu-bumbu berbentuk data di udara, "Terdapat ratusan bumbu di Aincrad, dan aku meramu bumbu-bumbu yang sudah ada itu menjadi semua ini"
"Coba campur biji Groglan ini dengan biji Shuburu" Asuna meminta Kirito untuk mencobanya, dan lalu mengambil bahan-bahan yang dimaksud.
Kirito mencobanya, dan saat mencicipi hasil campuran itu, "Rasanya seperti Mayonaise"
"Lalu, coba campur juga Aburupame dan Luura-Fish ini"
"Ra-rasa ini, rasa yang pernah ku kenali ini ...
Ini kecap!" Ucap Kirito.
Asuna malah tertawa, "aku menggunakannya untuk membua saus sandwich tadi"
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 9 Bagian 2
Sumber : http://www.beelzeta.com
