Versi Teks Sword Art Online Episode 11 Bagian 4
Sebelumnya : Sword Art Online Episode 11 Bagian 3
Namun ternyata, Asuna masih terjaga, "Hei, Kirito-kun?"
Kirito sudah benar-benar terdiur.
"Huh, dasar" Asuna bangun dari tempat tidurnya, dan lalu duduk di ranjang anak kecil itu. Asuna tampak kasihan, khawatir, dan kemudian mengelus rambutnya.
"Jika ... Jika ternyata dia masuk ke dalam SAO sendirian ...
Dia pasti sudah sendirian sejak lama di dalam dunia ini"
"Selamat tidur ...
Aku harap kau segera bangun besok" Asuna naik ke ranjang dan tidur bersama gadis itu.
Pagi telah tiba. Dan saat Asuna terbangun, ia kaget, gadis di depannya telah bangun dan menatap dengan tatapan penuh rasa tidak mengerti ke arah Asuna.
"Ki-Kirito-kun!" Asuna berteriak agar Kirito bangun dan melihatnya juga.
"Mm, selamat pagi ... ada apa?"
"Cepatlah, lihat kemari!!"
"Ng?"
"Syukurlah, kau sudah membuka matamu ...
Apa kau ingat apa yang sudah terjadi kemarin?" Asuna bertanya.
Akan tetapi, gadis kecil itu hanya menggelengkan kepala.
"Begitu ya ...
Lalu, siapa namamu? Maukah kau membertahuku?"
"Na ... Nama ... Namaku ... Yui ... Yui, itulah namaku" Ucap gadis itu terbata-bata.
"Yui-chan, ya? Nama yang bagus" Asuna tersenyum.
"Namaku adalah Asuna, dan dia adalah Kirito"
"A..u..na? Ki ... to?"
"Hei, Yui-chan, apa yang lakukan di hutan kemarin? Dimana ayah dan ibumu sekarang berada?" Asuna bertanya.
"Aku ...
Aku tak tahu ...
Aku tak tahu apapun" Yui hanya menggelengkan kepala.
"Yah, Yui-chan" Kirito duduk dan mulai bertanya, "Sebelumnya, boleh aku memanggilmu Yui saja?"
"Mm" Yui mengangguk.
"Baiklah, Yuipun juga boleh memanggilku Kirito saja"
"Ki ... To ..."
"Ki-Ri-To ..."
"Mm, Kii .. To"
"Sepertinya memang sulit bagimu ya ...
Tak apa, panggil saja sebisamu"
"Papa ..." Tiba-tiba Yui memanggil Kirito dengan papa.
"Eh? Aku?"
"Au ... na ... mama ..." Kemudina Yui memanggil Asuna dengan mama.
Untuk sesaat Asuna kaget mendengar hal itu. Tapi kemudian, iyapun mengiyakannya, membuat Yui tampak senang, "Mama ... Papa, mama" Yui begitu senang dan langsung memeluk Asuna.
"Kamu pasti lapar kan? Ayo kita sarapan" Setelahnya Asuna mengajak mereka makan.
"Ini untuk Yui" Asuna memberi Yui sepiring roti yang berbeda dengan Kirito. Yui diam, dan lalu melihat ke arah makanan yang dimakan oleh Kirito. Kelihatannya, Yui lebih ingin memakan itu.
"Yui, yang ini pedas sekali lho" Ucap Kirito.
Akan tetapi, Yui memintanya, "Aku ingin makan seperti punya papa"
"Baiklah ... Kalau kau memang sudah siap, aku tak bisa berbuat apa-apa. Lagipula, dalam hidup ini pengalaman itu penting" Kirito memberikan sepotong rotinya.
Yui memakannya dan, "E-Enak juga ..." Ucapnya dengan mimik menahan pedas.
"Dia tahan pedas juga" Ucap Kirito.
"Nanti malam kita coba yang lebih pedas lagi ya"
"Kau ... Jangan mengajaknya melakukan hal yang aneh" Ucap kesal Asuna.
"Kau dengar itu?"
"kau dengar itu? Hahaha" Mereka tertawa bersama, Kirito dan gadis yang memanggilnya papa.
Sesi makan-makan selesai, setelahnya Yui mengantuk dan lalu tertidur di tempat itu.
"Hei, Kirito-kun ... Bagaimana pendapatmu?" Asuna bertanya.
"Sepertinya dia tak memiliki ingatan" Ucap Kirito. "Dan yang lebih penting, yang kita lihat sekarang ..."
"Dia bertingkah seperti seorang bayi ...
Aku, aku ..." Asuna mengusap air mata yang tiba-tiba saja muncul, "Maaf ... Aku, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan"
"Kau ingin merawat Yui, sampai ingatannya kembali, kan?"
"Ya, tapi ..."
"Itu masalah juga kan? Jika kita tak kembali ke garis depan, itu akan membuat Yui lebih lama lagi keluar dari Dunia ini"
"Ya ..."
"Maka, kita lakukan apa yang kita bisa ...
Dengan melihatnya sekarang, aku tak bisa membayangkan jika dia bertemu dengan monster setiap harinya. Pertama-tama, kita bawa dia menuju kota awal mula. Disana, mungkin ada orangtua atau saudaranya yang mengnenalinya"
"Benar ..." Ucap Asuna meski tampaknya ia berat untuk melepaskannya.
"Aku juga tak ingin mengucapkan selamat tinggal pada Yui"
"Kirito-kun ..."
"Aku tak tahu bagaimana mengatakannya ...
Mungkin memang belum lama. Tapi, melihatanya di sini bersama kita, aku merasa seperti berada di rumahku yang sebenarnya ... Itulah yang aku rasakan ...
Lagipula, itu bukan berarti kita tak akan melihatnya lagi. Dan jika dia memiliki keluarga atau pengasuh, mereka pasti sedang mengkhawatirkannya sekarang"
"Aku mengerti" Ucap Asuna, "Saat Yui-chan terbangun, kita akan pergi ke kota awal mula"
"Ya, bersiaplah dan kenakan peralatan yang kau butuhkan ...
Bagaimanapun, disana adalah tempatnya para Tentara Kebebasan"
"Kita memang harus hati-hati"
"Mama" Yui mengigau, "Papa ..."
31 Oktober 2024, mereka sampai di kota awal mula, lantai pertama ...
"Sudah lama sekali sejak terakhir aku datang ke tempat ini" Ucap Kirito, sambil menggendong Yui.
"Ya, aku juga" Ucap Asuna.
"Hei, Yui-chan, apa kau mengingat sesuatu mengenai bangunan itu?"
"Mm, aku tak ingat apapun" Yui masih menggelengkan kepala.
"Yah, bagaimanapun Kota awal mula adalah kota yang besar, mari kita mulai di tempat jual beli saja" Ucap Kirito, dan merekapun pergi ke tempat yang dimaksud.
"Hei, Kirito-kun ...
Berapa banyak pemain yang masih tersisa di Dunia ini?"
"Berapa ya ...
Mungkin masih ada sekitar 6000 pemain. Dan termasuk Tentara Kebebasan, mungkin sekitar 30% masih hidup di Kota Awal Mula ini"
"Tapi, apa kau tidak merasa kalau tempat ini sedikit sepi?"
"Benar juga ya ..."
"Lepaskan anak-anak itu!!!" Tiba-tiba terdengar teriakan seorang ibu-ibu dari kejauhan.
"Hei, ada seorang ibu yang begitu peduli ya ..." Suara lelaki juga terdengar, suara bentakan.
"Yo, kami sudah menunggumu!!"
Suara-suara mencurigakan itu terus terdengar, membuat Kirito dan Asuna penasaran dan lalu menuju sumber suara.
"kembalikan anak-anak itu!!!" Ternyata yang berteriak adalah seorang ibu-ibu, ke arah pasukan Tentara Kebebasan yang berdiri di depannya.
"Kau berteriak seolah kami akan berbuat jahat saja ...
Kami hanya ingin mengajari mereka bagaimana cara kerja kota ini ...
Ini adalah salah satu misi penting Tentara Kebebasan"
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 11 Bagian 5
Namun ternyata, Asuna masih terjaga, "Hei, Kirito-kun?"
Kirito sudah benar-benar terdiur.
"Huh, dasar" Asuna bangun dari tempat tidurnya, dan lalu duduk di ranjang anak kecil itu. Asuna tampak kasihan, khawatir, dan kemudian mengelus rambutnya.
"Jika ... Jika ternyata dia masuk ke dalam SAO sendirian ...
Dia pasti sudah sendirian sejak lama di dalam dunia ini"
"Selamat tidur ...
Aku harap kau segera bangun besok" Asuna naik ke ranjang dan tidur bersama gadis itu.
Pagi telah tiba. Dan saat Asuna terbangun, ia kaget, gadis di depannya telah bangun dan menatap dengan tatapan penuh rasa tidak mengerti ke arah Asuna.
"Ki-Kirito-kun!" Asuna berteriak agar Kirito bangun dan melihatnya juga.
"Mm, selamat pagi ... ada apa?"
"Cepatlah, lihat kemari!!"
"Ng?"
"Syukurlah, kau sudah membuka matamu ...
Apa kau ingat apa yang sudah terjadi kemarin?" Asuna bertanya.
Akan tetapi, gadis kecil itu hanya menggelengkan kepala.
"Begitu ya ...
Lalu, siapa namamu? Maukah kau membertahuku?"
"Na ... Nama ... Namaku ... Yui ... Yui, itulah namaku" Ucap gadis itu terbata-bata.
"Yui-chan, ya? Nama yang bagus" Asuna tersenyum.
"Namaku adalah Asuna, dan dia adalah Kirito"
"A..u..na? Ki ... to?"
"Hei, Yui-chan, apa yang lakukan di hutan kemarin? Dimana ayah dan ibumu sekarang berada?" Asuna bertanya.
"Aku ...
Aku tak tahu ...
Aku tak tahu apapun" Yui hanya menggelengkan kepala.
"Yah, Yui-chan" Kirito duduk dan mulai bertanya, "Sebelumnya, boleh aku memanggilmu Yui saja?"
"Mm" Yui mengangguk.
"Baiklah, Yuipun juga boleh memanggilku Kirito saja"
"Ki ... To ..."
"Ki-Ri-To ..."
"Mm, Kii .. To"
"Sepertinya memang sulit bagimu ya ...
Tak apa, panggil saja sebisamu"
"Papa ..." Tiba-tiba Yui memanggil Kirito dengan papa.
"Eh? Aku?"
"Au ... na ... mama ..." Kemudina Yui memanggil Asuna dengan mama.
Untuk sesaat Asuna kaget mendengar hal itu. Tapi kemudian, iyapun mengiyakannya, membuat Yui tampak senang, "Mama ... Papa, mama" Yui begitu senang dan langsung memeluk Asuna.
"Kamu pasti lapar kan? Ayo kita sarapan" Setelahnya Asuna mengajak mereka makan.
"Ini untuk Yui" Asuna memberi Yui sepiring roti yang berbeda dengan Kirito. Yui diam, dan lalu melihat ke arah makanan yang dimakan oleh Kirito. Kelihatannya, Yui lebih ingin memakan itu.
"Yui, yang ini pedas sekali lho" Ucap Kirito.
Akan tetapi, Yui memintanya, "Aku ingin makan seperti punya papa"
"Baiklah ... Kalau kau memang sudah siap, aku tak bisa berbuat apa-apa. Lagipula, dalam hidup ini pengalaman itu penting" Kirito memberikan sepotong rotinya.
Yui memakannya dan, "E-Enak juga ..." Ucapnya dengan mimik menahan pedas.
"Dia tahan pedas juga" Ucap Kirito.
"Nanti malam kita coba yang lebih pedas lagi ya"
"Kau ... Jangan mengajaknya melakukan hal yang aneh" Ucap kesal Asuna.
"Kau dengar itu?"
"kau dengar itu? Hahaha" Mereka tertawa bersama, Kirito dan gadis yang memanggilnya papa.
Sesi makan-makan selesai, setelahnya Yui mengantuk dan lalu tertidur di tempat itu.
"Hei, Kirito-kun ... Bagaimana pendapatmu?" Asuna bertanya.
"Sepertinya dia tak memiliki ingatan" Ucap Kirito. "Dan yang lebih penting, yang kita lihat sekarang ..."
"Dia bertingkah seperti seorang bayi ...
Aku, aku ..." Asuna mengusap air mata yang tiba-tiba saja muncul, "Maaf ... Aku, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan"
"Kau ingin merawat Yui, sampai ingatannya kembali, kan?"
"Ya, tapi ..."
"Itu masalah juga kan? Jika kita tak kembali ke garis depan, itu akan membuat Yui lebih lama lagi keluar dari Dunia ini"
"Ya ..."
"Maka, kita lakukan apa yang kita bisa ...
Dengan melihatnya sekarang, aku tak bisa membayangkan jika dia bertemu dengan monster setiap harinya. Pertama-tama, kita bawa dia menuju kota awal mula. Disana, mungkin ada orangtua atau saudaranya yang mengnenalinya"
"Benar ..." Ucap Asuna meski tampaknya ia berat untuk melepaskannya.
"Aku juga tak ingin mengucapkan selamat tinggal pada Yui"
"Kirito-kun ..."
"Aku tak tahu bagaimana mengatakannya ...
Mungkin memang belum lama. Tapi, melihatanya di sini bersama kita, aku merasa seperti berada di rumahku yang sebenarnya ... Itulah yang aku rasakan ...
Lagipula, itu bukan berarti kita tak akan melihatnya lagi. Dan jika dia memiliki keluarga atau pengasuh, mereka pasti sedang mengkhawatirkannya sekarang"
"Aku mengerti" Ucap Asuna, "Saat Yui-chan terbangun, kita akan pergi ke kota awal mula"
"Ya, bersiaplah dan kenakan peralatan yang kau butuhkan ...
Bagaimanapun, disana adalah tempatnya para Tentara Kebebasan"
"Kita memang harus hati-hati"
"Mama" Yui mengigau, "Papa ..."
31 Oktober 2024, mereka sampai di kota awal mula, lantai pertama ...
"Sudah lama sekali sejak terakhir aku datang ke tempat ini" Ucap Kirito, sambil menggendong Yui.
"Ya, aku juga" Ucap Asuna.
"Hei, Yui-chan, apa kau mengingat sesuatu mengenai bangunan itu?"
"Mm, aku tak ingat apapun" Yui masih menggelengkan kepala.
"Yah, bagaimanapun Kota awal mula adalah kota yang besar, mari kita mulai di tempat jual beli saja" Ucap Kirito, dan merekapun pergi ke tempat yang dimaksud.
"Hei, Kirito-kun ...
Berapa banyak pemain yang masih tersisa di Dunia ini?"
"Berapa ya ...
Mungkin masih ada sekitar 6000 pemain. Dan termasuk Tentara Kebebasan, mungkin sekitar 30% masih hidup di Kota Awal Mula ini"
"Tapi, apa kau tidak merasa kalau tempat ini sedikit sepi?"
"Benar juga ya ..."
"Lepaskan anak-anak itu!!!" Tiba-tiba terdengar teriakan seorang ibu-ibu dari kejauhan.
"Hei, ada seorang ibu yang begitu peduli ya ..." Suara lelaki juga terdengar, suara bentakan.
"Yo, kami sudah menunggumu!!"
Suara-suara mencurigakan itu terus terdengar, membuat Kirito dan Asuna penasaran dan lalu menuju sumber suara.
"kembalikan anak-anak itu!!!" Ternyata yang berteriak adalah seorang ibu-ibu, ke arah pasukan Tentara Kebebasan yang berdiri di depannya.
"Kau berteriak seolah kami akan berbuat jahat saja ...
Kami hanya ingin mengajari mereka bagaimana cara kerja kota ini ...
Ini adalah salah satu misi penting Tentara Kebebasan"
Selanjutnya : Sword Art Online Episode 11 Bagian 5
Sumber : http://www.beelzeta.com/
